Jumat, 25 November 2016

Museum Kereta Api Ambarawa dan Sejarah Kereta Apinya


#SELAMAT MALAM PARA KAWAN#
(Menyimak info sekitar Museum Kereta Api Ambarawa)
____________________________________________________









________________

Kata Pengantar
________________

Para kawan sekalian...!

Salah satu pernyataan penting dari Soekarno tentang Bangsa
Indonesia adalah keinginannya agar masyarakat Indonesia
tidak melupakan sejarah, "Jangan sekali-kali melupakan
sejarah" kata Presiden sekligus proklamator itu.

Jika kita melihat penerapannya pada Pemda Jawa Tengah,
maka dapat dikata, "Mereka telah melaksanakannya, khususnya
untuk Sejarah Kereta Api.

Pemda Jawa Tengah punya Museum yang namanya, "Museum Kereta
Api Ambarawa".

Dan berikut kelengkapan infonya.

Selamat menyimak...!
_____________________________________________________

Sekilas info tentang Museum Kereta Api Ambarawa
_____________________________________________________












* Pengertian

Museum Kereta Api Ambarawa adalah sebuah stasiun kereta
api yang sekarang dialihfungsikan menjadi sebuah museum
di Ambarawa, Jawa Tengah yang memiliki kelengkapan kereta
api yang pernah berjaya pada zamannya.

Salah satu kereta api uap dengan lokomotif nomor B 2502 dan
B 2503 buatan Maschinenfabrik Esslingen, serta B 5112 buatan
Hannoversche Maschinenbau AG, sampai sekarang masih dapat
menjalankan aktivitas sebagai kereta api wisata.

Kereta api uap bergerigi ini sangat unik dan merupakan
salah satu dari tiga yang masih tersisa di dunia. Dua
di antaranya ada di Swiss dan India.

Selain koleksi-koleksi unik tadi, masih dapat disaksikan
berbagai macam jenis lokomotif uap dari seri B, C, D
hingga jenis CC yang paling besar (CC 5029, Schweizerische
Lokomotiv und Maschinenfabrik/Swiss Locomotive and Machine
Works) di halaman museum.


* Alamat










   
Jalan Stasiun Nomor 1 Ambarawa, Desa Doyong, Kecamatan
Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah
Kode pos 50611

* Sejarah









* Kota Militer

Ambarawa awalnya merupakan sebuah kota militer pada
masa Pemerintahan Kolonial Belanda. Raja Willem I
memerintahkan untuk membangun stasiun kereta api baru
yang memungkinkan pemerintah untuk mengangkut tentaranya
ke Semarang. Pada 21 Mei 1873, stasiun kereta api
Ambarawa dibangun di atas tanah seluas 127.500 m².
Pada awalnya dikenal sebagai Stasiun Willem I.

Stasiun ini awalnya menjadi titik pertemuan antara
lebar sepur 1,435 mm (4 ft 8 1/2 in)ke arah Kedungjati
dengan 1,067 mm (3 ft 6 in) ke arah Yogyakarta melalui
Magelang. Hal ini masih bisa terlihat bahwa kedua sisinya
dibangun stasiun kereta api untuk mengakomodasi ukuran
lebar sepur yang berbeda.

* Berdiri









Museum kereta api Ambarawa kemudian didirikan pada
tanggal 6 Oktober 1976 di Stasiun Ambarawa untuk
melestarikan lokomotif uap yang kemudian berada pada
masa pemanfaatan kembali ketika jalur rel 1.435 mm
milik Perusahaan Negara Kereta Api ditutup. Ini
merupakan museum terbuka yang terdapat pada
kompleks stasiun.

* Jalur Kereta Api

Rel kereta api dengan lebar rel 1.067 mm, menghubungkan
stasiun Magelang dan stasiun Willem I (stasiun Ambarawa)
Rel 1.067 mm menuju Yogyakarta (disebut lintas 'selatan'
meskipun sebenarnya membentang melewati selatan ke barat
melalui Ambarawa) adalah sesuatu yang menarik karena rel
bergigi antara Jambu dan Secang adalah satu-satunya
yang masih beroperasi di Pulau Jawa.

Jalur di luar Bedono ini ditutup pada awal tahun 1970
setelah rusak akibat gempa, serta kalah bersaing dengan
moda transportasi lainnya.

Jalur dari Kedungjati (disebut lintas 'utara' karena
tujuan akhirnya adalah Semarang, meskipun sebenarnya
berjalan dari timur yang bermula dari Ambarawa) hanya
mampu bertahan sampai pertengahan 1970-an, karena lalu
lintas KA yang sangat sedikit, juga karena lebih cepat
untuk bepergian dengan kendaraan bermotor menuju Semarang.

Kehadiran jalur gigi berarti bahwa ada kemungkinan lalu
lintas KA dari Semarang ke Yogyakarta tidak begitu padat.

Saat ini jalur kereta api ke Kedungjati hingga Semarang
dan stasiun-stasiunnya sedang dibangun kembali. Diharapkan
proyek ini bisa selesai pada tahun 2015 dan museum ini
bisa melayani kereta api penumpang menuju ke Semarang
maupun Jakarta setelah 40 tahun mati suri.

* Koleksi

Museum KA ini mengoleksi 21 lokomotif uap. Saat ini
terdapat 3 lokomotif yang dapat dioperasikan. Koleksi
yang lain dari museum adalah telepon antik, peralatan
telegraf Morse, bel antik, dan beberapa perabotan antik.

* Lokomotif Uap


Beberapa lokomotif uap adalah 2 unit kelas B 25 (Esslingen
0-4-2RT) yaitu B 2502 dan B 2503 (2 dari 3 unit lokomotif
yang tersisa; lokomotif ketiga, B 2501 dimonumenkan di
Monumen Palagan Ambarawa).

Dahulu, terdapat loko uap kelas E 10 (Esslingen 0-10-0RT),
bernomor E 1060 yang semula dikirimkan ke Sumatera Barat
pada tahun 1960 untuk menarik kereta api batubara,
tetapi kemudian dibawa ke Jawa, dan sebuah lokomotif
konvensional 2-6-0T C 1218 yang dihidupkan kembali pada
tahun 2006 setelah lama disimpan di Cepu, kemudian
direlokasi ke Ambarawa tahun 2002.

Namun, lokomotif E 1060 dipulangkan kembali ke Sawahlunto
sedangkan lokomotif C1218 dibawa ke Surakarta dijadikan
kereta wisata Jaladara. Baru-baru ini museum mendapat
tambahan lokomotif diesel hidrolik D 30023 yang berasal
dari dipo lokomotif Cepu yang dipindah ke dipo lokomotif
Ambarawa pada 6 Oktober 2010.

Lokomotif uap B 5112 yang buatan pabrik Hanomag, telah
berhasil dihidupkan kembali setelah 30 tahun mati.

Museum Ambarawa juga mempunyai beberapa koleksi baru
seperti kereta kayu CR dari Madura, kereta kayu dari
Kebonpolo, Magelang, NR kayu dari Balai Yasa Yogyakarta,
gerbong GR dari Balai Yasa Manggarai, serta lokomotif
diesel CC 20015 dan lokomotif DD 5512, yang dahulu
berbasis di Stasiun Cirebon dan Stasiun Jatibarang.

___________

Penutup
___________

Demikian infonya para kawan sekalian...!

...dan...

Selamat malam...!









_________________________________________________________
Cat :
Museum Kereta Api Ambarawa - YouTube


http://angkolafacebook.blogspot.co.id/2016/11/wisata-kereta-api-ambarawa-bersama.html





Tidak ada komentar:

Posting Komentar