Minggu, 30 Juli 2023

Museum Tekstil Sebagai Bagian dari Pelestarian Tekstil Indonesia

 Museum Tekstil Sebagai Bagian dari Pelestarian Tekstil Indonesia 





Museum Tekstil merupakan museum yang diresmikan pada tanggal 28 Juni 1976 oleh Ibu Tien Suharto. Letak museum menempati gedung tua di Jalan K.S. Tubun / Kota Bambu Selatan No. 4 Kecamatan Palmerah, Jakarta Barat.


Pendirian museum tekstil bertujuan melestarikan budaya tekstil Indonesia. Ada pun visi museumnya adalah menjadikan Museum Tekstil sebagai pusat pelestarian wastra Indonesia dan sebagai tujuan kunjungan wisata seni dan budaya yang bertaraf Internasional.


Ide ini didukung penuh oleh himpunan Wastraprema yaitu sebuah komunitas pencinta kain, tenun dan batik Indonesia.[2] Selain sebagai museum, bangunan ini merangkap sebagai situs cagar budaya dengan nomber SK menteri 0128/M/1998 pada tanggal 27 Februari 1988[3]




*Sejarah


Pada mulanya adalah rumah pribadi seorang warga negara Prancis yang dibangun pada abad ke-19. Kemudian dibeli oleh konsul Turki bernama Abdul Azis Almussawi Al Kazimi yang menetap di Indonesia. Selanjutnya tahun 1942 dijual kepada Dr. Karel Christian Cruq.


Pada masa perjuangan kemerdekaan Indonesia, gedung ini menjadi markas Barisan Keamanan Rakyat (BKR) dan tahun 1947 didiami oleh Lie Sion Pin. Pada tahun 1952 dibeli oleh Departemen Sosial dan pada tanggal 25 Oktober 1975 diserahkan kepada Pemda DKI Jakarta yang untuk kemudian pada tanggal 28 Juni 1976 diresmikan penggunaannya oleh Ibu Tien Soeharto sebagai Museum Tekstil.


Pendirian museum tekstil dilatarbelakangi oleh penurunan tren kain tradisional yang dimulai pada tahun 1970. Penurunan tersebut diiringi dengan berkurangnya pemahaman mengenai penggunaannya serta kuantitas dan kualitas kain tradisional. Tak ayal, terdapat dorongan dari para pencinta kain tradisional untuk membuat organisasi yang berorientasi pada pelestarian kain tradisional. Organisasi Wastraprema pun terbentuk, mereka menyumbangkan 500 kain tradisional kepada pemerintahan DKI Jakarta.


Setelah peresmian, pada tahun 1985 dibangun dua gedung baru yang dipergunakan untuk ruang perawatan, ruang penyimpanan koleksi, ruang pengenalan wastra, auditorium, perpustakaan dan kantor. Selanjutnya, pada tanggal 2 Oktober 2010 Museum Tekstil melakukan bekerja sama dengan Yayasan Batik Indonesia dan meresmikan Galeri Batik yang menyajikan koleksi Batik dari seluruh Indonesia. Pada satu waktu, UNESCO mengakui batik sebagai warisan budaya dunia asal Indonesia piagam Warisan Budaya Tak Benda.


_____

Cat :


PopCash.net PopAds.net - The Best Popunder Adnetwork PopCash.net

Tidak ada komentar:

Posting Komentar