Senin, 11 Juli 2016

Sejarah Museum Geologi Bandung dan Isinya


#SELAMAT MALAM PARA KAWAN#
(Menyimak info sekitar Museum Geologi Bandung)
______________________________________________________











________________

Kata Pengantar
________________

Tentu penting untuk mengetahui, apa yang menjadi isi
dari  Museum Geologi Bandung ini. Tapi juga penting
untuk mengetahui, bagaimana sejarahnya.

Para kawan sekalian...!

Berikut gambaran info pada keduanya.

Selamat menyimak...!

___________________________________________________

Menyimak info sekitar Museum Geologi Bandung
___________________________________________________







Museum Geologi didirikan pada tanggal 16 Mei 1928. Museum
ini telah direnovasi dengan dana bantuan dari JICA (Japan
International Cooperation Agency).

Setelah mengalami renovasi, Museum Geologi dibuka kembali
dan diresmikan oleh Wakil Presiden RI, Megawati Soekarnoputri
pada tanggal 23 Agustus 2000.

Sebagai salah satu monumen bersejarah, museum berada di
bawah perlindungan pemerintah dan merupakan peninggalan
nasional.

Dalam Museum ini, tersimpan dan dikelola materi-materi
geologi yang berlimpah, seperti fosil, batuan, mineral.
Kesemuanya itu dikumpulkan selama kerja lapangan di
Indonesia sejak 1850.


* Pengantar







Masa Penjajahan Belanda Keberadaan Museum Geologi berkaitan
erat dengan sejarah penyelidikan geologi dan tambang di
wilayah Nusantara yang dimulai sejak pertengahan abad ke-17
oleh para ahli Eropa.

Setelah Eropa mengalami revolusi industri pada pertengahan
abad ke-18, Eropa sangat membutuhkan bahan tambang sebagai
bahan dasar industri.

Pemerintah Belanda sadar akan pentingnya penguasaan bahan
galian di wilayah Nusantara. Melalui hal ini, diharapkan
perkembangan industri di Negeri Belanda dapat ditunjang.

Maka, pada tahun 1850, dibentuklah Dienst van het Mijnwezen.
Kelembagaan ini berganti nama jadi Dienst van den Mijnbouw
pada tahun 1922, yang bertugas melakukan penyelidikan
geologi serta sumberdaya mineral.

Hasil penyelidikan yang berupa contoh-contoh batuan, mineral,
fosil, laporan dan peta memerlukan tempat untuk penganalisaan
dan penyimpanan,sehingga pada tahun 1928 Dienst van den
Mijnbouw membangun gedung di Rembrandt Straat Bandung.

Gedung tersebut pada awalnya bernama Geologisch Laboratorium
yang kemudian juga disebut Geologisch Museum.

Gedung Geologisch Laboratorium dirancang dengan gaya Art
Deco oleh arsitek Ir. Menalda van Schouwenburg, dan dibangun
selama 11 bulan dengan 300 pekerja serta menghabiskan dana
sebesar 400 Gulden.

Pembangunannya dimulai pada pertengahan tahun 1928 dan
diresmikan pada tanggal 16 Mei 1929.

Peresmian tersebut bertepatan dengan penyelenggaraan Kongres
Ilmu Pengetahuan Pasifik ke-4 (Fourth Pacific Science
Congress) yang diselenggarakan di Bandung pada tanggal
18-24 Mei 1929.

* Riwayat









1. Masa Penjajahan Jepang

Sebagai akibat dari kekalahan pasukan Belanda dari pasukan
Jepang pada perang dunia II, keberadaan Dienst van den Mijnbouw
berakhir.

Letjen. H. Ter Poorten (Panglima Tentara Sekutu di Hindia
Belanda) atas nama Pemerintah Kolonial Belanda menyerahkan
kekuasaan teritorial Indonesia kepada Letjen. H. Imamura
(Panglima Tentara Jepang) pada tahun 1942. Penyerahan itu
dilakukan di Kalijati, Subang.

Dengan masuknya tentara Jepang ke Indonesia, Gedung Geologisch
Laboratorium berpindah kepengurusannya dan diberi nama
KOGYO ZIMUSHO. Setahun kemudian, berganti nama menjadi
CHISHITSU CHOSACHO.

Selama masa pendudukan Jepang, pasukan Jepang mendidik dan
melatih para pemuda Indonesia untuk menjadi: PETA (Pembela
Tanah Air) dan HEIHO (pasukan pembantu bala tentara Jepang
pada Perang Dunia II).

Laporan hasil kegiatan pada masa itu tidak banyak yang
ditemukan, karena banyak dokumen (termasuk laporan hasil
penyelidikan) yang dibumihanguskan tatkala pasukan Jepang
mengalami kekalahan di mana-mana pada awal tahun 1945.

2. Masa Kemerdekaan








Setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945, pengelolaan Museum
Geologi berada dibawah Pusat Djawatan Tambang dan Geologi
(PDTG/1945-1950).

Pada tanggal 19 September 1945, pasukan sekutu pimpinan Amerika
Serikat dan Inggris yang diboncengi oleh Netherlands Indiës
Civil Administration (NICA) tiba di Indonesia.

Mereka mendarat di Tanjungpriuk, Jakarta. Di Bandung, mereka
berusaha menguasai kembali kantor PDTG yang sudah dikuasai
oleh para pemerintah Indonesia.

Tekanan yang dilancarkan oleh pasukan Belanda memaksa kantor
PDTG dipindahkan ke Jl. Braga No. 3 dan No. 8, Bandung,
pada tanggal 12 Desember 1945.

Kepindahan kantor PDTG rupanya terdorong pula oleh gugurnya
seorang pengemudi bernama Sakiman dalam rangka berjuang
mempertahankan kantor PDTG.

Pada waktu itu, Tentara Republik Indonesia Divisi III Siliwangi
mendirikan Bagian Tambang, yang tenaganya diambil dari PDTG.

Setelah kantor di Rembrandt Straat ditinggalkan oleh pegawai
PDTG, pasukan Belanda mendirikan lagi kantor yang bernama
Geologische Dienst ditempat yang sama.

Di mana-mana terjadi pertempuran. Maka, sejak Desember 1945
sampai dengan Desember 1949, yaitu selama 4 tahun berturut-turut,
kantor PDTG terlunta-lunta berpindah-pindah dari satu tempat
ke tempat lainnya.









Pemerintah Indonesia berusaha menyelamatkan dokumen-dokumen
hasil penelitian geologi. Hal ini menyebabkan dokumen-dokumen
tersebut harus berpindah tempat dari Bandung, ke Tasikmalaya,
Solo, Magelang, Yogyakarta, dan baru kemudian, pada tahun 1950
dokumen-dokumen tersebut dapat dikembalikan ke Bandung.

Dalam usaha penyelamatan dokumen-dokumen tersebut, pada tanggal
7 Mei 1949, Kepala Pusat Jawatan Tambang dan Geologi, Arie
Frederic Lasut, telah diculik dan dibunuh tentara Belanda.
Ia telah gugur sebagai kusuma bangsa di Desa Pakem, Yogyakarta.

Sekembalinya ke Bandung, Museum Geologi mulai mendapat perhatian
dari pemerintah RI. Hal ini terbukti pada tahun 1960,
Museum Geologi dikunjungi oleh Presiden Pertama RI, Ir. Soekarno.

Pengelolaan Museum Geologi yang semula berada dibawah PUSAT
DJAWATAN TAMBANG DAN GEOLOGI (PDTG), berganti nama menjadi:
Djawatan Pertambangan Republik Indonesia (1950-1952), Djawatan
Geologi (1952-1956), Pusat Djawatan Geologi (1956-1957),
Djawatan Geologi (1957-1963), Direktorat Geologi (1963-1978),
Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi (1978 - 2005),
Pusat Survei Geologi (sejak akhir tahun 2005 hingga sekarang)

* Pergeseran Fungsi

Pergeseran fungsi museum, seirama dengan kemajuan teknologi,
menjadikan museum geologi sebagai :

Tempat pendidikan luar sekolah yang berkaitan dengan bumi dan
usaha pelestariannya.

Tempat orang melakukan kajian awal sebelum penelitian lapangan.
Dimana Museum Geologi sebagai pusat informasi ilmu kebumian yang
menggambarkan keadaan geologi bumi Indonesia dalam bentuk kumpulan
peraga.

Objek geowisata yang menarik.

* Pembagian Lantai dan Ruangan

Museum Geologi terbagi menjadi beberapa ruang pamer yang menempati
lantai I dan II. Berikut ini merupakan ruangan-ruangan yang berada
di kedua lantai Museum Geologi serta fungsi dan isi dari
ruangan tersebut.

_____________

Penutup
_____________

Demikian infonya para kawan sekalian...!

...dan...

Selamat malam...!








___________________________________________________________________
Cat :
Museum Geologi Bandung - Indonesia - YouTube




Tidak ada komentar:

Posting Komentar